Wednesday, December 22, 2010

Orang Kampung Nokkota: Tiada idea untuk tajuk

Orang Kampung Nokkota: Tiada idea untuk tajuk

Wednesday, December 15, 2010

Kedamaian Hati Adalah Kedamaian Sejati



Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan mengurniakan hadiah yang berlimpah kepada sesiapa sahaja yang dapat menghasilkan ebuah lukisan tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis yang berusaha keras untuk memenangi pertandingan tersebut.

Ketika sayembara telah selesai, sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu diantara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaganya bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian gunung- gunung yang menjulang tenang disekitarnya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gondul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian.

Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik, di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya. Jadi, ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.

Lukisan manakah yang menang?

Sang Raja memilih lukisan yang ke-dua.

“Wahai Raja, kenapa Raja memilih lukisan yang ke-dua?”

Sang Raja menjawab, “Kedamaian bukan berarti kau harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pun pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meskipun kau berada di tengah-tengah keributan luar biasa.”

“Kedamaian hati adalah kedamaian sejati.”



Sumber